Senin, 06 April 2020

Cerpen: Biar Aku Yang Mengalah

Biarkan aku yang mengalah



Andai waktu bisa berhenti....

Malam yang sejuk mengiringi kesepianku, menemaniku yang tengah sendiri menatap indahnya bintang, sebagai teman yang paling setia dalam keseharianku yang tak menyenangkan
Oh tuhan, kapan semua akan berubah? Tanyaku dalam pengharapan
Tiba – tiba pintu kamarku di ketup dengan pelan, pasti mama memberi tahu makan malam
“wah ada ayam bakar nie, “maknyus” ucapku sembari menduduki kursi favorit
“dasar gak sopan! Sindir papa padaku
“duduk dulu baru ngomong, kan ada mama sama papa di sini, jadi sopan dikit kak! Timpal sinta adikku
“ya ayi betul tuh kata sinta, contoh dia! Tambah mama lagi
“ok, aku pergi silahkan makan !
Aku langsung ke kamar tampa menyentuh makanan di sana, padahal sebenarnya lambungku kambu dan terasa sangat perih, tapi lebih perih lagi di saat aku tak pernah mendapatkan kasih sayang dari mereka yang ku sayang.
Matahari menembus jendela kamarku, di saat aku masih tertidur lelap hingga terbangun karena silaunya sinar matahari yang menerpa mata.
“humm udah pagi ! ucapku pada diri sendiri
Aku bergegas mandi dan memakai seragam sekolah dengan aksesoris ungu yang lengkap, pagi ini aku tidak ingin sarapan.
Setibanya di sekolah, aku menuju ruang tempatku ulangan, jadwal hari ini adalah matematika dan bahasa inggris, pelajaran menghitung yang sangat menyebalkan hingga kertas ulanganku sampai tak terisi, inilah kehebatanku semua kertas dapat ku isi dengan mudah karena sejak kecik aku sangat suka bahasa inggris. Seperti om hadi dan tante icut yang sangat menyayangiku lebih dari oarang tuaku. Namun kini mereka telah pindah dengan anaknya hafiz.
Waktu seakan berjalan dengan cepat kini saatnya ambil rapor, aku dan sinta berbeda kelas dan sekolah, aku kelas 2 SMA sedangkan dia kelas 3 smp, kalau sinta sengaja papa sekolahin di SMP favorit sedangkan aku di SMA yang di dalamnya hanyalah siswa buangan dari sekolah lain
“ Pa... ambil rapor ayi ya? Pinta
“ Papa sudah janji sama sinta kalau papa yang kan ambil rapornya, kan kalian beda sekolah!
“ Ma ambil rapor ayi ya ! pintaku sama mama
“ mama juga sudah janji sama sinta untuk temani Papa, dia sudah kelas 3 jadi harus di wakili ! Jawab mama
“ Oh... gitu ya ! balasku dengan kecewa
Aku hanya bisa menangis sendirian di kamar, tidak ada seorangpun yang mengambil raporku, aku terpaksa mengambilnya seorang diri, tapi usahaku tidak sia – sia aku juara satu.
Sesampai di rumah, semua orang sedang tertawa ria melihat hasil belajar sinta, semua terdiam saat kedatanganku.
“ Gi mana hasilnya kak ayi? Pasti jelek ! ucapan sinta menyindirku
“ Gak kok aku juara satu! Ucapku dengan semangat
“Oh..., juara satu di sekolahmu pasti juara terakhir di sekolah sinta ! ledek papa
Aku kecewa, benar – benar kecewa karena semua prestasi yang ku raih tak pernah di hargai sama sekali. Dengan air mata berurai, aku menuju ke kamar, kuratapi semua ketidak adilan ini, dua hari aku tidak keluar kamar, hanya bisa meratapi sendiri, tak ada yang mencoba untuk peduli, semua sibuk dengan kegiatan masing – masing.
Di hari ke 3 aksi diam ku di kamar, tiba – tiba runahku terdengar suara yang sangatku kenal, ternyata hari ini keluarga Om Hadi sudah tiba di rumahku untuk berlibur bersama keluarganya dan kami.
“ Hafiz, aku sangat merindukanmu! Ucapku dengan tertunduk lesu di kamar
Aku keluar kamar untuk menemuinya, namun ternyata dia sudah berubah dan tidak peduli lagi padaku, semu benar – benar berubah janjinya di ingkari untuk menemuiku, perhatianku sia – sia , semua orang sudah membenci dan menjauhiku, Om Hadi dan Tante Icut berubah. Semua orang mengucilkanku di sini
Akhirnya hari yang telah lamaku nantikan tiba juga, hari ini pertandingan karateku akan berlangsung namun sayang semua orang yang ku sayangi tak ada yang mau hadir . semua memilih hadir di lomba sinta “ olimpiade SAINS “ walaupun dengan kekecewaan akanku buktikan bahwa aku adalah Ayi yang hebat, keinginku terwujud aku menang dan meraih juara satu di pertandingan karate nasional.
Setibanya di rumah, kuletakkan foto keberhasilanku di ruang tamu , namun di saat kedatangan sinta dan lainnya ku lihat kemurungan di sana dan setelah melihat foto keberhasilanku, sinta mulai menangis dan , masuk kedalam kamarnya.
“ Kamu sengaja mengledek sinta ”? tanya Papa dengan sinis
“ Gak pa ! maksud papa apa sih ”? tanyaku tak mengerti
“ Sinta kalah sedangkan kamu menyombongkan diri dengan memajang fotomu di ruang ini, kamu tahukan bahwa di ruang ini hanya foto – foto keberhasilan sinta yang boleh menepatinya ”!
“ Lepas fotomu”! Bentak Mama padaKu
Ku lepas foto yang sangat ku harapkan menjadi penghubung agar keluargaku menyanjung sebuah harapan yang dari dulu kuharapkan,karena ku selalu ingin disetiap Sinta dipuji dan disanjung oleh Mama Papa.Serta semua tamu yang berkunjung kerumahku. Sekarang pertanyaan terbesarku adalah  “apakah aku anak kandung mu Ma ? Pa?”
 Pertanyaan yang tak pernah terjawab oleh lisan,namun terjawab oleh perbuatan mereka padaku,seorang anak yang tersingkirkan oleh keadilan.
Hari demi hari terus berganti,semenjak itu,Sinta menjadi seorang yang terpurung. Aku bisa merasakan perasaannya yang tertekan karena kalah olimpiade. Yang ku tahu,adikku ini terlihat lemah dari yang biasanya.
 “udahlah dek,gak ada gunanya ditangisi terus,! Ucapku menyemangati.
 “udahlah  kak, kamu senang kan ngeliat aku kayak gini?
Kamu senang kan?ngeliat aku kalah,! Jawabnya dengan menangis.”
“enggak Sinta,aku gak pernah ada niat kayak gitu,”sahutku.
 “udahlah pergi dari kamarku,pergiii..........
Ucapannya terpotong karena dia terjatuh tepat di depanku, “Pa.....Ma..... tolong  Sinta ,Sinta pingsan pa”!. teriakku.
  Hari ini adalah hari seminggu sebelum ulang tahunku dengan Sinta. Kebetulan kami lahir di tanggal dan bulan yang sama.Aku takut kehilangannya  sangat ku sayangi. Dokter bilang  ginjalnya sudah benar-benar rusak.Yang aku tahu,kini ginjalnya sudah diangkat.Sedangkan aku masih punya dua ginjal.
  “Hanya saudara kandungnya yang ginjalnya cocok dengan Sinta ,jadi usahakan dengan secepat mungkin pencengkokan diadakan Pak.”! Jelas dokter.
  Setelah itu, aku menjadi sasaran semua orang yang menyayangi Sinta. Semuanya memintaku untuk mendonor satu ginjal untuknya. Tekadku memang sudah bulat bahwa aku mendonorkan kedua ginjalku untuk Sinta. Tetapi aku tidak ingin ada yang tau, karena aku gak mau mereka menyayangiku karena bersimpati denganku yang telah memberikan satu ginjalku, aku hanya ingin kasih sayang yang tulus dari mereka, entahlah bagaimana caranya agar aku mendapatkannya .
“Ah sudahlah Ayi, kamu memang saudara yang kejam, hanya menyumbangkan satu ginjal saja kamu gak mau, untunglah ada seorang yang baik hati yang mau menyumbangkan pada sinta..” ! ucap papa
“Aku kecewa sama kamu Ayi teganya kamu sama saudara kamu sendiri ! ucap hafiz dengan kecewa padaku
“siapa yang medonorkannya pa? tanya mama
“entahlah pendonor itu tidak mau di beri tau namanya , bahkan iya memberikan 2 ginjalnya dengan gratis, dia benar – benar berhati malaikat ! jawab papa
“andaikan kalian tau itu aku, apakah aku akan di beri penghargaan dari papa ? batin ku
Beberapa jam sebelum operasi aku menulis sebuah surat untuk semua orang yang ku sayangi. Entahlah aku akan meninggalkan mereka semua, aku sudah sangat lelah dengan semua ini.
Operasi pun di lakukan....
Seminggu kemudian...
“ akhirnya kamu sembuh juga sayang, mama khawatir banget sama kamu, untung ada pendonor itu..”! uap mama
Dan..... HAPPY BIRDHDAYS SINTAAAAA..... ucap semua orang serentak
Makasih ya semua!. Aku senang banget. Oh iya , Ayi mana Ma? Gak tau kenapa sinta kepikir dia terus, hari ini ulangtahun kami ! sahut sinta
Mama langsung menuju ke kamar Ayi, tetapi ayi tidak ada, yang di lihat Mama adalah surat yang di tinggalkan Ayi. Kemudian Mama membacakannya dengan besar

Untuk semua orang yang sangat ayi sayang, mungkin saat kalian membaca surat ini ayi sudah gak ada lagi disini. Ayi sudah pergi ke tempat yang sangat jauh, oh ya gie mana kabar sinta ? gak sakit lagikan? Semoga ginjalku dapat membantumu meraih semua mimpimu yang belum terwujud.
Untuk papa yang sangatku rindukan.
Gie mana pa? rumah kita sudah tenang kan? Gak ada yang gak sopan lagikan, oh pasti gak adalah. Si Ayi pembuat onar sudah tidak ada.
Terutama mama yang sangat ku rindukan.
Ma, Ayi pasti sangat merindukan teddy bear pemberian Mama yang lima tahun yang lalu. Ma, Ayi kangen banget pelukan. Ayi selalu iri saat Mama mencium sinta di saat mau tidur, iri semua perhatian Mama buat sinta
Untuk adikku sinta. Gie mana gak ada lagikan yang ganggu kamu belajar , yang menyetel musik keras – keras, pasti rumah kita sudah tenang ya! Dan pastinnya gak akan ada lagi yang membuat kamu malu karena mempunyai saudara yang bodoh. Selamat ulang tahun sinta, selamat menjalani umurmu yang 15 tahun.
Kalian semua harus tau aku sangat menyayangi kalian , mungkin dengan kepergianku, semuanya akan tenang dan Ayi harap tidak ada lagi yang terkucilkan, yang menangis setiap malamnya, Semoga kalian semua bahagia.

AJRIA AYI FHONNA

Semua yang mendengar menangis. Mereka bertanya – tanya Ayi di mana, namun telepon rumah berbunyi......
“ya saya Frans ? tanya papa dengan penuh penasaran dan sesaat papa menangis dan mengajak keluarganya ke rumah sakit , semuanya terlambat Ayi sudah pergi untuk selamanya, yang meninggalkan berjuta penyesalan di setia tangisan yang jatuh, kini ayi telah pergi jauh dan tenang yang jauh dari ketidak adilan selama ini walaupun air mata telah menangisi, dia telah pergi untuk selamanya. Meniggalkan gundukan tanah sebagai kenangan. Tamat
Ttd ipahalhabsyi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar